Sabtu, 18 Oktober 2014

Dahsyatnya Istighfar

Hmm.. pada post pertama ini enaknya bahas tentang apa ya? Bagaimana kalau bahas 'Dahsyatnya Istighfar'?

Melebur DOSA KECIL dengan Istighfar. 
"Dosa kecil bukan untuk diremehkan, justru sebagai pengingat akan adanya jutaan jebakan kerikil di jalan kehidupan yang bisa membuat kita terperosok dan jatuh ke dalam lubang dosa besar."
Apa sebenarnya dosa besar? "Menurut Ibnu Abbas ra dalam beberapa kitabnya, dosa besar adalah dosa yang Allah ganjar dengan empat hukuman berat, yaitu dihukum dengan neraka, laknat, kemurkaan Allah (ghadab), atau azab,".

Jenis-jenis dosa besar bisa merujuk pada hadits Rasulullah saw,"Jauhilah diri kamu dari tujuh dosa yang membinasakan. Baginda ditanya,'Apakah dosa itu wahai Rasulullah?' Baginda berkata,'Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah swt melainkan dengan jalan yang benar, memakan harta anak yatim, memakan riba, lari dari medan perang, dan menuduh perempuan suci melakukan zina," (HR Muslim).

Lantas, bagaimana dengan dosa kecil? Secara sederhana, dosa kecil adalah dosoa yang tidak termasuk kategori dosa besar. Jika dosa besar hanya dilakukan dengan Taubat Nasuha, dosa kecil bisa gugur sendiri dengan amal shalih kita. Sungguh, Allah Maha Pemurah, yang mengerti dunia dengan berbagai daya tarik dan lemahnya kita sebagai manusia. Ia menghamparkan di hadapan kita peluang untuk melakukan dosa kecil, namun memberi penyeimbang melalui bentangan kesempatan untuk menggugurkan dosa-dosa tersebut. Caranyapun mudah: konsisten dalam beramal dan melazimkan istighfar.

Sayangnya banyak yang tidak mengindahkan karunia Allah ini. Orang-orang yang hidup dalam kecukupan materi jumawa sehingga merasa tidak lagi membutuhkan ampunan Allah. Mereka yang berada dalam kesempitanpun enggan berhubungan dengan Allah karena selalu mendapatkan kesusahan hingga mereka putus asa.

Jangan Ada Niat Maksiat
Di sisi lain, karena dosa kecil bisa gugur dengan amalan, banyak orang malah meremehkan, bahkan terus mengulanginya. Padahal, menurut Tolhah, dosa-dosa itu baru bisa gugur kalau kita tidak sengaja atau tidak berniat melakukannya. Bukti kita tak berniat melakukan perbuatan dosa adalah mengucap istighfar seketika setelah melakukannya. 

Semestinya itu mendorong kita untuk meletakkan istighfar sebagai garda terdepan dalam mempertahankan diri dari dosa. Ia harus diamalkan di awal-awal, sebelum menjadi dosa besar. Jangan sampai kita baru ingat istighfar saat dosa sudah besar. Dosa besar bisa dihapus dengan taubat nasuha dan mengembalikan hak manusia yang kita zalimi.

Akibat dari menumpuknya dosa-dosa kecil ini adalah bertambah rumitnya problematika hidup, yang tidak bisa dipecahkan kecuali dengan mendekatkan diri kepada Allah. "Sebenarnya tidak ada masalah rumit, cuma ada satu masalah yang kita hadapi, yaitu kedekatan kepada Allah. Bila sudah dekat dengan Yang Maha Besar, maka semua masalah menjadi kecil." - Aa Gym

Akibat Malas Istighfar
Sungguh, kita membutuhkan istighfar bukan hanya untuk meminta pengampunan, tapi jauh lebih luas dari itu. Bahkan di sebagian tafsir terungkap, kata yang terbentuk dari kata istighfar diartikan sebagai islam itu sendiri. Contohnya di suart Al-Anfal ayat 33. "Kata 'yastaghfiruun' dalam ayat itu secara harfiah bermakna 'memohon ampunan' tapi sebagian ulama menafsirkan 'berislam'" jelas Tolhah.

Jadi, beristighfar adalah sebagian ciri keislaman kita. Seakan-akan tidak sah keislaman seseorang sebelum ia melazimkan diri beristighfar tanpa harus menunggu berbuat kesalahan. Bahkan dengan istighfar, Allah menjanjikan kita kekuatan.

Istighfar akan menambah kekuatan jasadiah dan ruhiyah kita. Rasulullah bersabda, "Barang siapa melazimkan istighfar, Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap masalahnya." Sebaliknya, kemalasan beristighfar akan melunturkan keislaman kita, menjauhkan kita dari Allah, dan memper-sempit jalan keluar dari masalah-masalah yang kita hadapi. Lebih jauh lagi, muncul benih kesombongan dalam diri kita. Hati menjadi hitam dan keras, bahkan lebih keras dari batu, sulit menerima nasihat dan peringatan, tidak sensitif ketika dibacakan ayat-ayat Allah, tidak pernah menangis, karena takut akan dosa-dosanya, dan tidak takut dengan azab Allah. 

Kita harus mengedepankan prinsip kehati-hatian. "Jangan sampai kita seperti orang fujur yang menganggap dosa hanya seperti lalat yang hinggap di hidungnya" pungkas Tolhah.

Yah, semoga pembahasan tentang istighfar tadi bermanfaat untuk kita semua. Sampai jumpa di postingan berikutnya, Wassalaamu'alaikum wr.wb

0 komentar:

Copyright © 2014 Tahukah Kamu?